kata siapa, aku tidak mencintaimu?
aku mencintaimu, kalau kau tak yakin
kau boleh tanya pada Tuhan
berapa kali aku selipkan namamu dalam doaku?
dan buktinya: aku tidak pernah mau
mendengar bahasa-bahasa kecilmu
bahkan jerit tangismu, aku anggap kau pura-pura.
kata siapa, aku tidak setia padamu?
aku setia padamu, buktinya:
aku tidak pernah ada untukmu
bahkan dalam rencana-rencana besarku
kau tak pernah ada dalam pembicaraanku.
Janganlah berlebihan mencurigaiku
karena memang, aku mencintaimu
dan cintaku padamu amat besar
melebihi besarnya duit, yang dicuri para koruptor
hingga kau, tak pernah bisa mengerti
bagaimana mungkin kau mengerti?
jika kau awam, ya, benar-benar awam
tidak mengerti arti cinta dan setia
meski aku berulangkali katakan padamu
dengan penuh pura-pura.
Janganlah berlebihan menilaiku
karena memang, aku setia padamu
dan setiaku padamu, lebih dari Tuhan
hingga kau, tetap melarat
bagaimana kau tidak melarat?
siang malam perutmu keroncong
apakah kau tak tau? suara-suara itu, tanda setiaku.
Janganlah berlebihan memandangku
karena kau tahu, aku telah menggusur lahanmu
sebab kelapa, cengkeh, pala, dan coklat, tak bisa menghidupimu
meski aku tahu, aku begini, hasil dari pohon-pohon itu
bukan sawit atau tanaman lainnya.
Janganlah berlebihan menuntutku
karena memang, aku mencintaimu, aku setia padamu
hingga kubiarkan kau di kolam-kolam basah
melatihmu mengamen di jalanan
dan membiarkanmu tak bersekolah
dan bahkan, aku sengaja mengatur
honormu lebih kecil dari gaji pembantuku
meski aku tahu, betapa sulitnya kau mengajar
karena memang, aku mesti bangun rumah-rumah besar
menyanyikan lagu-lagu tidur di hotel-hotel berbintang
bertamasnya ke negara-negara luar
mengkredit mobil-mobil mewah, dan membeli menu kesukaanku
agar tabungan di ATMku, bisa berkurang
dan tugasmu, adalah bekerja, biar hasil jeri payahmu
menambah isi tabunganku. ya, sebagai tanda setiamu padaku.
Janganlah berlebihan mendikteku
karena sejujurnya
aku bajingan, kau kepingan
dan aku ada bukan untukmu
tapi untuk diriku sendiri
maka mengertilah! tak usah cemas
meski aku berlinang dalam emas.
(Ternate, 18 Oktober 2017)
aku mencintaimu, kalau kau tak yakin
kau boleh tanya pada Tuhan
berapa kali aku selipkan namamu dalam doaku?
dan buktinya: aku tidak pernah mau
mendengar bahasa-bahasa kecilmu
bahkan jerit tangismu, aku anggap kau pura-pura.
kata siapa, aku tidak setia padamu?
aku setia padamu, buktinya:
aku tidak pernah ada untukmu
bahkan dalam rencana-rencana besarku
kau tak pernah ada dalam pembicaraanku.
Janganlah berlebihan mencurigaiku
karena memang, aku mencintaimu
dan cintaku padamu amat besar
melebihi besarnya duit, yang dicuri para koruptor
hingga kau, tak pernah bisa mengerti
bagaimana mungkin kau mengerti?
jika kau awam, ya, benar-benar awam
tidak mengerti arti cinta dan setia
meski aku berulangkali katakan padamu
dengan penuh pura-pura.
Janganlah berlebihan menilaiku
karena memang, aku setia padamu
dan setiaku padamu, lebih dari Tuhan
hingga kau, tetap melarat
bagaimana kau tidak melarat?
siang malam perutmu keroncong
apakah kau tak tau? suara-suara itu, tanda setiaku.
Janganlah berlebihan memandangku
karena kau tahu, aku telah menggusur lahanmu
sebab kelapa, cengkeh, pala, dan coklat, tak bisa menghidupimu
meski aku tahu, aku begini, hasil dari pohon-pohon itu
bukan sawit atau tanaman lainnya.
Janganlah berlebihan menuntutku
karena memang, aku mencintaimu, aku setia padamu
hingga kubiarkan kau di kolam-kolam basah
melatihmu mengamen di jalanan
dan membiarkanmu tak bersekolah
dan bahkan, aku sengaja mengatur
honormu lebih kecil dari gaji pembantuku
meski aku tahu, betapa sulitnya kau mengajar
karena memang, aku mesti bangun rumah-rumah besar
menyanyikan lagu-lagu tidur di hotel-hotel berbintang
bertamasnya ke negara-negara luar
mengkredit mobil-mobil mewah, dan membeli menu kesukaanku
agar tabungan di ATMku, bisa berkurang
dan tugasmu, adalah bekerja, biar hasil jeri payahmu
menambah isi tabunganku. ya, sebagai tanda setiamu padaku.
Janganlah berlebihan mendikteku
karena sejujurnya
aku bajingan, kau kepingan
dan aku ada bukan untukmu
tapi untuk diriku sendiri
maka mengertilah! tak usah cemas
meski aku berlinang dalam emas.
(Ternate, 18 Oktober 2017)