Ibu mencari nene pertiwi
Kemana ayah
Terhempas prahara
Jalur-jalur utara
Merindu jalan pulang
Dalam labirin kota
Terpana wajah diri
Ilusi kacamata
Terperangkap tali-tali
Bola-bola
kata-kata
Tumpah darah
Mencangkul di sebrang
Ladang ganyangan hiro
Di rimba para penyamun
Ka-te-pe ibu bolong-bolong
Bangun mencari susu
di teras dusun
potret ibu hiasan paspor
Dalam oase gurun pasir
Sorak kentong bambu
Hardik nene halau perompak
Burung-burung
Riuh genset
Memompa tanah air
Udara penuh bayang-bayang
Dalam pentas bayang
Jumpa tete pertiwi
Tagih buah dada cucu
Jamu eyang pertapa
Sama saling bagi mistik
Batuk berdehem
Batok bergeleng
Tatap berair
Terkurung kaca-kaca
Tembok-tembok pertiwi
Nyanyian tanah
Tak lagi tersanjung.
Sumber: Buku Mozaik kata: Merunut Jejak Sastra di Tanah Papua, diterbitkan oleh Sekolah Menulis Papua, Oktober 2015.
Kemana ayah
Terhempas prahara
Jalur-jalur utara
Merindu jalan pulang
Dalam labirin kota
Terpana wajah diri
Ilusi kacamata
Terperangkap tali-tali
Bola-bola
kata-kata
Tumpah darah
Mencangkul di sebrang
Ladang ganyangan hiro
Di rimba para penyamun
Ka-te-pe ibu bolong-bolong
Bangun mencari susu
di teras dusun
potret ibu hiasan paspor
Dalam oase gurun pasir
Sorak kentong bambu
Hardik nene halau perompak
Burung-burung
Riuh genset
Memompa tanah air
Udara penuh bayang-bayang
Dalam pentas bayang
Jumpa tete pertiwi
Tagih buah dada cucu
Jamu eyang pertapa
Sama saling bagi mistik
Batuk berdehem
Batok bergeleng
Tatap berair
Terkurung kaca-kaca
Tembok-tembok pertiwi
Nyanyian tanah
Tak lagi tersanjung.
Sumber: Buku Mozaik kata: Merunut Jejak Sastra di Tanah Papua, diterbitkan oleh Sekolah Menulis Papua, Oktober 2015.