Matahari mulai silam ke Barat,
Omgeven van purperen glud;
Kedengaran bersuara memberi selamat,
Den aarde ten afscheid haar grut.
Tong-Tong berbunyi memberi tahu,
De stilte en de rust van den nacht;
Ayam pulang mencari pintu,
En zuken het hok dat en daar wacht.
Natuur voon haar prachtige kleuren,
Langit kelihatan bagus rupanya;
De lucht is bezwangerd met kleuren,
Kelihatanlah alam amat indahnya.
De tong-tong der dessa’s vermelden,
Memberi tahukan alamat malam;
De karbouwen verlaten de velden,
Di kandang tempatnya masuk ke dalam.
Milliunen sterren pralen,
Laksana diamant di langit tempatnya;
En’t maanlicht schenk ter aarde,
Cahayanya bagus sukar bandingnya.
Twinkle, twinkle, little star,
Berkelap-kelip kelihatan cahayamu;
How I wonder what you are,
Laksana diamant bagus rupamu,
Berkelap-kelip di waktu malam,
Then you show your little light;
Indah kelihatan rupanya alam,
Twinkle, twinkle, all the night.
In the dark blue sky your keep,
Cahayamu kelihatan berkelap-kelip;
Yet often through my window peep,
Seolah-olah melihat, mau mengintip.
Sumber: Caya Timur, No. 1, 15 Januari 1928.
Omgeven van purperen glud;
Kedengaran bersuara memberi selamat,
Den aarde ten afscheid haar grut.
Tong-Tong berbunyi memberi tahu,
De stilte en de rust van den nacht;
Ayam pulang mencari pintu,
En zuken het hok dat en daar wacht.
Natuur voon haar prachtige kleuren,
Langit kelihatan bagus rupanya;
De lucht is bezwangerd met kleuren,
Kelihatanlah alam amat indahnya.
De tong-tong der dessa’s vermelden,
Memberi tahukan alamat malam;
De karbouwen verlaten de velden,
Di kandang tempatnya masuk ke dalam.
Milliunen sterren pralen,
Laksana diamant di langit tempatnya;
En’t maanlicht schenk ter aarde,
Cahayanya bagus sukar bandingnya.
Twinkle, twinkle, little star,
Berkelap-kelip kelihatan cahayamu;
How I wonder what you are,
Laksana diamant bagus rupamu,
Berkelap-kelip di waktu malam,
Then you show your little light;
Indah kelihatan rupanya alam,
Twinkle, twinkle, all the night.
In the dark blue sky your keep,
Cahayamu kelihatan berkelap-kelip;
Yet often through my window peep,
Seolah-olah melihat, mau mengintip.
- Anonim
Sumber: Caya Timur, No. 1, 15 Januari 1928.
Tags:
Puisi