Aku pernah berkata
di antara bunga-bunga salju yang jatuh
lalu membekukan ruang hampa di atas genggaman
bahwa Desember tidak akan mengkhianati kita.
Lalu kenyataan yang dingin itu menghempas
sedingin badai yang menerbangkan keping-keping kenangan
kembali kepadanya
kepada Desember yang baru saja mengunyah air mataku.
Tapi aku akan tetap mengingat pohon perdu dan pucuk-pucuk pinus
yang membuka tangannya kepada kita
seperti istana yang menyambut raja dan permaisurinya
juga aroma jasmine dari rambutmu
dan desa yang selalu berselimut salju setiap pengujung tahun.
Aku pernah berkata
di antara bunga-bunga salju yang jatuh
dan aroma jasmine yang menguar
bahwa seperti Februari,
Desember tidak akan mengkhianati kita.
Lalu kenyataan yang dingin itu menghempas kenangan
sedingin teras gereja desa yang menyambutmu dan lelaki asing itu
dan dalam gaun pengantin seputih salju
kamu membiarkan Desember mengunyah air matamu.
(kota daeng, 11 Desember 2018)
Sumber: Kompasiana 2018.
di antara bunga-bunga salju yang jatuh
lalu membekukan ruang hampa di atas genggaman
bahwa Desember tidak akan mengkhianati kita.
Lalu kenyataan yang dingin itu menghempas
sedingin badai yang menerbangkan keping-keping kenangan
kembali kepadanya
kepada Desember yang baru saja mengunyah air mataku.
Tapi aku akan tetap mengingat pohon perdu dan pucuk-pucuk pinus
yang membuka tangannya kepada kita
seperti istana yang menyambut raja dan permaisurinya
juga aroma jasmine dari rambutmu
dan desa yang selalu berselimut salju setiap pengujung tahun.
Aku pernah berkata
di antara bunga-bunga salju yang jatuh
dan aroma jasmine yang menguar
bahwa seperti Februari,
Desember tidak akan mengkhianati kita.
Lalu kenyataan yang dingin itu menghempas kenangan
sedingin teras gereja desa yang menyambutmu dan lelaki asing itu
dan dalam gaun pengantin seputih salju
kamu membiarkan Desember mengunyah air matamu.
(kota daeng, 11 Desember 2018)
Sumber: Kompasiana 2018.