Wahai huruf,
Bertahun kupelajari kau,
Kucari faedah dan artimu,
Kudekati kau saban hari,
Saban aku jaga,
Kutatap dikau dengan pengharapan,
Pengharapan yang tidak jauh
Dari hendak ingin dapat dan tahu.
Tetapi; kecewa hatiku.
Kupergunakan kamu
Menjadi senjata di alam kanan,
Agaknya belum juga berfaedah
Seperti yang kuhendakkan.
Selalu dikau kususun rapi
Di atas kertas pengharapan yang maha tinggi,
Tetapi...
Bilalah aku diliputi asap kemenyan sari,
Tak kuasa aku menyusun kamu
Hingga susunan itu dapat dirasakan pula
Oleh segenap dunia
Sebagai yang kurasa pada waktu itu.
Alangkah akan tinggi ucapan
Terima kasihku, bilalah kamu
Menjadi buku terbuka bagi manusia yang membacanya.
Kalaulah aku direndam lautan api,
Hendaklah kamu meredam pembacamu,
Bilalah aku disedu pilu,
Hendaklah kamu merana dalam hatinya.
Huruf, huruf...
Apalah nian sebab maka kamu
Belum tahu akan maksudku?
Sumber: Roman "Anak Semua Bangsa" Karya Pramoedya Ananta Toer.
Bertahun kupelajari kau,
Kucari faedah dan artimu,
Kudekati kau saban hari,
Saban aku jaga,
Kutatap dikau dengan pengharapan,
Pengharapan yang tidak jauh
Dari hendak ingin dapat dan tahu.
Tetapi; kecewa hatiku.
Kupergunakan kamu
Menjadi senjata di alam kanan,
Agaknya belum juga berfaedah
Seperti yang kuhendakkan.
Selalu dikau kususun rapi
Di atas kertas pengharapan yang maha tinggi,
Tetapi...
Bilalah aku diliputi asap kemenyan sari,
Tak kuasa aku menyusun kamu
Hingga susunan itu dapat dirasakan pula
Oleh segenap dunia
Sebagai yang kurasa pada waktu itu.
Alangkah akan tinggi ucapan
Terima kasihku, bilalah kamu
Menjadi buku terbuka bagi manusia yang membacanya.
Kalaulah aku direndam lautan api,
Hendaklah kamu meredam pembacamu,
Bilalah aku disedu pilu,
Hendaklah kamu merana dalam hatinya.
Huruf, huruf...
Apalah nian sebab maka kamu
Belum tahu akan maksudku?
Sumber: Roman "Anak Semua Bangsa" Karya Pramoedya Ananta Toer.