kukira hanya untukku dirimu
ternyata kau terbagi ke segala penjuru
sporadis memberi angin surga kepada kawanan pemangsa
masih kurangkah telinga ini mendengar keluh kesahmu?
belum cukupkah waktuku untuk membalas semua aduanmu?
jika aku yang kau rasa menenangkanmu
lantas mengapa ia yang menenangkanmu?
siapa gerangan dirinya?
dari mana datangnya?
mengapa aku tidak melihatnya datang?
nampaknya terlalu rapi kau sembunyikan musuhku di dalam selimutmu
siapapun yang berusaha merenggutmu
akan kuanggap musuhku
jadi selama ini, saat aku berharap
mungkin saja kau dan dirinya sedang bermalam mingguan
saat aku terbuai
mungkin saja kalian sedang bergandengan tangan
saat aku hendak membantu masalah-masalahmu
sudah ada dirinya yang menjadi ksatria untukmu
bravo! luar biasa
dan kalah sebelum berperang adalah perasaan yang sangat menyebalkan
hari ini mau tak mau
harus kupakai lagi topeng senyumku
kusimpan lagi perasaanku rapat-rapat
selamat kataku
padahal bara membakar hati
sembari hangus, aku terus menerus mengutuk diri sendiri
wahai kau yang berjubah api
puaskah kau menjadikanku arang?
sebenar-benarnya cemburu yang menyakitkan
adalah cemburu pada seseorang yang tidak peduli akan perasaan kita
namun, ini bukan salahmu, sungguh
memang aku saja yang tidak pernah cukup berani
untuk menjabarkan apa yang sepatutnya kau ketahui
selamat ulangku, dengan penuh kemunafikan
padahal diam-diam kudoakan ia mati saja
kau tersenyum
matamu berbinar
entah lugu atau pura-pura tak mengerti mengenai apa yang kupendam
dan aku yang bodoh ini terkunci rapat-rapat di dalam labirinmu
tak tahu jalan keluar
secara terselubung kususupi hari-harimu dengan pengharapan
secercah harapan mampu hadir, bahkan di ruangan tergelap
tenang saja
kau takkan kehilangan segala perhatianku
aku hanya menyembunyikannya lebih rapi lagi
ya, aku mengalah
mengalah karena aku percaya
kalau kau memang untukku
sejauh apapun kakimu membawa lari
jalan yang kau tempuh
hanya akan membawamu kembali padaku
ternyata kau terbagi ke segala penjuru
sporadis memberi angin surga kepada kawanan pemangsa
masih kurangkah telinga ini mendengar keluh kesahmu?
belum cukupkah waktuku untuk membalas semua aduanmu?
jika aku yang kau rasa menenangkanmu
lantas mengapa ia yang menenangkanmu?
siapa gerangan dirinya?
dari mana datangnya?
mengapa aku tidak melihatnya datang?
nampaknya terlalu rapi kau sembunyikan musuhku di dalam selimutmu
siapapun yang berusaha merenggutmu
akan kuanggap musuhku
jadi selama ini, saat aku berharap
mungkin saja kau dan dirinya sedang bermalam mingguan
saat aku terbuai
mungkin saja kalian sedang bergandengan tangan
saat aku hendak membantu masalah-masalahmu
sudah ada dirinya yang menjadi ksatria untukmu
bravo! luar biasa
dan kalah sebelum berperang adalah perasaan yang sangat menyebalkan
hari ini mau tak mau
harus kupakai lagi topeng senyumku
kusimpan lagi perasaanku rapat-rapat
selamat kataku
padahal bara membakar hati
sembari hangus, aku terus menerus mengutuk diri sendiri
wahai kau yang berjubah api
puaskah kau menjadikanku arang?
sebenar-benarnya cemburu yang menyakitkan
adalah cemburu pada seseorang yang tidak peduli akan perasaan kita
namun, ini bukan salahmu, sungguh
memang aku saja yang tidak pernah cukup berani
untuk menjabarkan apa yang sepatutnya kau ketahui
selamat ulangku, dengan penuh kemunafikan
padahal diam-diam kudoakan ia mati saja
kau tersenyum
matamu berbinar
entah lugu atau pura-pura tak mengerti mengenai apa yang kupendam
dan aku yang bodoh ini terkunci rapat-rapat di dalam labirinmu
tak tahu jalan keluar
secara terselubung kususupi hari-harimu dengan pengharapan
secercah harapan mampu hadir, bahkan di ruangan tergelap
tenang saja
kau takkan kehilangan segala perhatianku
aku hanya menyembunyikannya lebih rapi lagi
ya, aku mengalah
mengalah karena aku percaya
kalau kau memang untukku
sejauh apapun kakimu membawa lari
jalan yang kau tempuh
hanya akan membawamu kembali padaku