Musim potong sudah datang,
Apa kita dengar itu?
Padi di sawah sudah matang;
Kita orang rame pergi di situ.
Pada suatu siang hari,
Tranglah cahyanya matahari;
Dengar di kanan, dan di kiri,
Segala burung pada menyanyi.
---
Tuhan ada puhun slamat,
Yang kasi segala berkat,
Biarla kita jangan lambat,
Dari dosa lekas tobat.
Padi yang jeli selamanya,
Tunduk dirinya pada temannya;
Tapi padi yang tra isinya,
Tinggi hati itu adanya.
Biarlah kita samoanya,
Seperti padi yang berisi;
Tunduk diri selamanya,
Pada Allah yang Mahasuci.
Sumber: M.J. “Musim Derep - Musim Melajo,” Surat-Kabar Bintang Djohar, No. 15, 19 April. 1873.
Apa kita dengar itu?
Padi di sawah sudah matang;
Kita orang rame pergi di situ.
Pada suatu siang hari,
Tranglah cahyanya matahari;
Dengar di kanan, dan di kiri,
Segala burung pada menyanyi.
---
Tuhan ada puhun slamat,
Yang kasi segala berkat,
Biarla kita jangan lambat,
Dari dosa lekas tobat.
Padi yang jeli selamanya,
Tunduk dirinya pada temannya;
Tapi padi yang tra isinya,
Tinggi hati itu adanya.
Biarlah kita samoanya,
Seperti padi yang berisi;
Tunduk diri selamanya,
Pada Allah yang Mahasuci.
- M.J.
Sumber: M.J. “Musim Derep - Musim Melajo,” Surat-Kabar Bintang Djohar, No. 15, 19 April. 1873.
Tags:
Puisi