kujumpai kau suatu hari, dalam kata-kata
sementara kita berpijak di tanah dan pulau yang berbeda
kita lamunkan pertemuan; seperti kabut dengan gunung
menatap pelayaran matahari pagi, di langit tak tersentuh tangan
dari jauh kusiulkan alun rindu, ke tempatmu berbaring menunggu
bayang-bayang berkejaran, di suatu negeri belum kutahu
“tapi kita tetap ada; dalam garis hati dan jiwa!”
dan kata-kata berumah di dua penjuru; engkau dan aku
suatu kali, mungkin dalam gelombang
penungguan itu hadir; sambil melihat burung-burung terbang
menyaru angkasa, di segala lembah dan tubir
o, hanyalah ragam, dari dua sisi
menumbuhkan pohon-pohon di bumi.
(Dangau: 11)
sementara kita berpijak di tanah dan pulau yang berbeda
kita lamunkan pertemuan; seperti kabut dengan gunung
menatap pelayaran matahari pagi, di langit tak tersentuh tangan
dari jauh kusiulkan alun rindu, ke tempatmu berbaring menunggu
bayang-bayang berkejaran, di suatu negeri belum kutahu
“tapi kita tetap ada; dalam garis hati dan jiwa!”
dan kata-kata berumah di dua penjuru; engkau dan aku
suatu kali, mungkin dalam gelombang
penungguan itu hadir; sambil melihat burung-burung terbang
menyaru angkasa, di segala lembah dan tubir
o, hanyalah ragam, dari dua sisi
menumbuhkan pohon-pohon di bumi.
(Dangau: 11)