kujelang masa laluku di ambang kehancuran
tiga puluh enam purnama kubersuara dengan diam
tak mampu lagi kuberkata
tentang cinta dan penantian
berjuta rasa terbenam dalam dada
yang tak bisa terungkapkan
adinda yang tercinta…
ku hanya bisa membelaimu dengan khayalku
adinda yang tercinta…
ku hanya bisa menjamahmu lewat imajiku
aku bahagia melihatmu tertawa
dengan dia yang tak kutahu siapa
aku di sini hanya bisa bertanya
kapan lidahku tak kelu saat kuberkata
kadang terpikir untuk lar
dirimu yang menyesakkan hati
pekat…
di situlah ku kan sembunyi
untuk merangkai lagi kata cinta ini
Sumber: Majalah SMAN 2 Ngawi "Tifa" Tahun 2007.
tiga puluh enam purnama kubersuara dengan diam
tak mampu lagi kuberkata
tentang cinta dan penantian
berjuta rasa terbenam dalam dada
yang tak bisa terungkapkan
adinda yang tercinta…
ku hanya bisa membelaimu dengan khayalku
adinda yang tercinta…
ku hanya bisa menjamahmu lewat imajiku
aku bahagia melihatmu tertawa
dengan dia yang tak kutahu siapa
aku di sini hanya bisa bertanya
kapan lidahku tak kelu saat kuberkata
kadang terpikir untuk lar
dirimu yang menyesakkan hati
pekat…
di situlah ku kan sembunyi
untuk merangkai lagi kata cinta ini
Sumber: Majalah SMAN 2 Ngawi "Tifa" Tahun 2007.