setetes air mata mengalir
tersimpan wajah dalam kenangan
rindu merangkul erat di jantung kalbu
tak mampu kubertahan dari gejolaknya
duh, kota Ngawi
pesonamu membayangi setiap waktu
tak nyenyak tidur dalam pembaringanku
resah gelisah mengurung membakar jiwa
di kursi pasi depan teras mertua
antara segelas kopi dan segelintir rokok
setengah tujuh malam berirama suara jangkrik
desah panjangku terasuki kerinduan kian mendalam
ah, benar kata si mbok
sejauh mana kaki di kota lain
tak akan hilang tempat kita dilahirkan
walau hanya sejenak datanglah menabur doa
(Surabaya, 19 Juni 2017)
Sumber: Kompasiana 2017.
tersimpan wajah dalam kenangan
rindu merangkul erat di jantung kalbu
tak mampu kubertahan dari gejolaknya
duh, kota Ngawi
pesonamu membayangi setiap waktu
tak nyenyak tidur dalam pembaringanku
resah gelisah mengurung membakar jiwa
di kursi pasi depan teras mertua
antara segelas kopi dan segelintir rokok
setengah tujuh malam berirama suara jangkrik
desah panjangku terasuki kerinduan kian mendalam
ah, benar kata si mbok
sejauh mana kaki di kota lain
tak akan hilang tempat kita dilahirkan
walau hanya sejenak datanglah menabur doa
(Surabaya, 19 Juni 2017)
Sumber: Kompasiana 2017.