Mei.....
Jika takdir terus mengalir menerjang hati
Apakah cinta masih terus lirih
Lirih sungai mengalir, menderung ke telaga
Menghabiskan tenaga
Bicara tentang cinta yang tidak ada ujung pangkalnya
tidak ada jaraknya
tidak ada batasnya
Mei....
Dalam waktu ku memikirkan arti cinta
Setiap nafas masih berhembus sejuknya
Setiap langkah masih melekat jejaknya
Setiap gerak masih semilir ayunannya
Lorong waktu terasa sesak olehmu
Sekejap diri menghentikan akalku
Tersipu melihat diriku
Mei....
Mengapa hidup harus ada gejolak
Jika suka bisa menyenangkan, kenapa duka tak membiarkan
Jika hidup bertumpang masalah
Apalah arti kita sebenarnya
Setiap insan masih memiliki harapan
Harapan akan pudar tanpa dorongan
Dorongan jiwa dari sosok orang
Orang yang membawakan ketenangan akan rasa sayang
(Jember, 05-07-2013)
Sumber: Kompasiana 2018.
Jika takdir terus mengalir menerjang hati
Apakah cinta masih terus lirih
Lirih sungai mengalir, menderung ke telaga
Menghabiskan tenaga
Bicara tentang cinta yang tidak ada ujung pangkalnya
tidak ada jaraknya
tidak ada batasnya
Mei....
Dalam waktu ku memikirkan arti cinta
Setiap nafas masih berhembus sejuknya
Setiap langkah masih melekat jejaknya
Setiap gerak masih semilir ayunannya
Lorong waktu terasa sesak olehmu
Sekejap diri menghentikan akalku
Tersipu melihat diriku
Mei....
Mengapa hidup harus ada gejolak
Jika suka bisa menyenangkan, kenapa duka tak membiarkan
Jika hidup bertumpang masalah
Apalah arti kita sebenarnya
Setiap insan masih memiliki harapan
Harapan akan pudar tanpa dorongan
Dorongan jiwa dari sosok orang
Orang yang membawakan ketenangan akan rasa sayang
(Jember, 05-07-2013)
Sumber: Kompasiana 2018.