dupa itu menembus langit
mengotori altar para dewa
tubuh-tubuh mati berteriak
orang-orang bermantel hijau
telah membenamkan peluru
juga api yang disulutkan di kaki
para pemangku duduk bersila
memanggil upacara
mengorek seluruh lubang
berharap Tuhan menampakkan wajahnya
lalu memulangkan anak, istri,
suami yang ditelan lahar bumi
seorang perempuan
memeras air mata darahnya,
dibiarkan tubuh anaknya
diperam bumi
perempuan yang kehilangan anaknya duduk
lingkaran api melintas di mata pucatnya
ada upacara lengkap meminang nafasnya
tanah menangis dipeluknya
laki-laki tua itu masih
menyuarakan filsafat
mengkidungkan sejarah masa lalunya
"aku telah menanam bumi"
(Denpasar, 12 Mei 1998)
mengotori altar para dewa
tubuh-tubuh mati berteriak
orang-orang bermantel hijau
telah membenamkan peluru
juga api yang disulutkan di kaki
para pemangku duduk bersila
memanggil upacara
mengorek seluruh lubang
berharap Tuhan menampakkan wajahnya
lalu memulangkan anak, istri,
suami yang ditelan lahar bumi
seorang perempuan
memeras air mata darahnya,
dibiarkan tubuh anaknya
diperam bumi
perempuan yang kehilangan anaknya duduk
lingkaran api melintas di mata pucatnya
ada upacara lengkap meminang nafasnya
tanah menangis dipeluknya
laki-laki tua itu masih
menyuarakan filsafat
mengkidungkan sejarah masa lalunya
"aku telah menanam bumi"
(Denpasar, 12 Mei 1998)