Puisi Sonet 4 Karya Sapardi Djoko Damono

“Hidup terasa benar-benar tak mau redup
ketika sudah kaudengar pesan:
suatu hari semua bunyi rapat tertutup”.
Penyanyi itu tuli. Suaranya terdengar perlahan.

Tapi bukankah masih ada langit
yang tak pernah tertutup pelupuknya,
yang menerima segala yang terbersit
bahkan dari mulut si tuli dan si buta?

Penyanyi itu buta? Kau tampak gemetar;
kita pun diam-diam mendengarkannya,
“Cinta terasa baru benar-benar membakar
ketika pesa kaudengar: padamkan nyalanya!”

Kita pun menyanyi selepas-lepasnya,
sepasang kekasih yang tuli dan buta.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama