1
Kuinjakkan kaki
Pertama kali
Di benua Selatan
Kenapa heran?
Di kota Sydney
Pagi dan sore
Orang mengayun
Kaki bersantai
Kecuali tamu
Tinggal landas
Ah, siapa kamu?
Yang bergegas
Ketepatan waktu
Janji setia
Warga baru
Benua lama
Kalaupun diam
Mencari suara
Bising kehidupan
Di luar kota
2
Di jembatan beton
Teluk Sydney
Di sambungan kota
Baru dan lama
Ada rumah-rumah
Mendaki tebing
Ada riak-riak
Biru air bening
Dan ferry-ferry
Silih berganti
Para penumpang
Nyebrang dan kembali
Laju di perairan
Keliling bergalau
Hei! Ada rumah kerang
Raksasa putih kemilau!
Nun di tengah
Kokoh berdiri
Bekas benteng
Penjara yang sunyi
3
Kulepas pandang
Ke padang luas
Pintu gerbang
Benua Bebas?
Gedung-gedung
Di downtown
Bagaikan rayap
Berumah susun
Pada skala
Setitik embun
Satu: barapa
Kau pun maklum?
Ah, pohonan saja
Pembatas mata
Ada sayup-sayup
Terdengar gema:
“Orang buangan
Dilanda angin
Kaum gelandangan
Bangsa Aborigin!?”
Sumber: "Rumah Panggung", Nusa Indah, Ende, 1988.
Kuinjakkan kaki
Pertama kali
Di benua Selatan
Kenapa heran?
Di kota Sydney
Pagi dan sore
Orang mengayun
Kaki bersantai
Kecuali tamu
Tinggal landas
Ah, siapa kamu?
Yang bergegas
Ketepatan waktu
Janji setia
Warga baru
Benua lama
Kalaupun diam
Mencari suara
Bising kehidupan
Di luar kota
2
Di jembatan beton
Teluk Sydney
Di sambungan kota
Baru dan lama
Ada rumah-rumah
Mendaki tebing
Ada riak-riak
Biru air bening
Dan ferry-ferry
Silih berganti
Para penumpang
Nyebrang dan kembali
Laju di perairan
Keliling bergalau
Hei! Ada rumah kerang
Raksasa putih kemilau!
Nun di tengah
Kokoh berdiri
Bekas benteng
Penjara yang sunyi
3
Kulepas pandang
Ke padang luas
Pintu gerbang
Benua Bebas?
Gedung-gedung
Di downtown
Bagaikan rayap
Berumah susun
Pada skala
Setitik embun
Satu: barapa
Kau pun maklum?
Ah, pohonan saja
Pembatas mata
Ada sayup-sayup
Terdengar gema:
“Orang buangan
Dilanda angin
Kaum gelandangan
Bangsa Aborigin!?”
Sumber: "Rumah Panggung", Nusa Indah, Ende, 1988.