Puisi Dalam Kereta Karya Chairil Anwar

Dalam kereta.
Hujan menebal jendela

Semarang, Solo…, makin dekat saja
Menangkup senja.

Menguak purnama.
Caya menyayat mulut dan mata.
Menjengking kereta. Menjengking jiwa,

Sayatan terus ke dada
(15 Maret 1944)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama