Puisi Ia Menulis di Linimasa Karya Hasan Aspahani

PADA usia ke-40 dan beberapa dentang kemudian,
ia menulis di linimasanya, hidup yang baik telah
memberi satu hal: aku telah mampu untuk lupa.

Lupa, adalah gudang tanpa pintu, dan di situ,
sejumlah peristiwa terperangkap, berhenti,
bersama beberapa nama, dan segenap perannya.

Di gudang itu, tak apa-apa, bila sesekali ia kembali,
misalnya ketika ia perlu satu alasan sangat sepele
mengenang apa saja yang tak memaksa dikenang.

Itu bisa ada pada sepotong foto yang terlipat, lengket
Atau bisa pada jam bekas, berhenti berdetak pada 3.50!

Atau pada tumpukan acak majalah berita mingguan
yang sebagaian besar halamannya tak sempat dibaca.

*

PADA usia ke-40 dan beberapa dentang kemudian
ia menulis di linimasanya, hidup yang baik tetap
memberi satu hal: aku masih mampu untuk ingat.
Itu sebabnya ia masih menulis puisi: yang dengan
caranya ajaib, pada bait-bait selentur kantung karet,

memberi tempat pada segala yang hendak dilupa,
dan segala yang menerus-terus hendak diingat.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama