“Sayangku yang jauh,
entah berapa kali
telah kukelilingi taman kita ini;
telah tergolek di atas rumput, sobekan-
sobekan kertas, embun, pecahan botol;
telah bermantel sinar bintang-bintang
dan angin yang panjang nafasnya; aku
tak pernah tidur, menunggumu.
Si Tua, yang suka lewat itu, selalu mengatakan
kau tak pernah mengingkari janjimu;
tapi anjing kampung yang matanya selalu
mengantuk itu tak pernah menyahut
siulanku!”
Ia merasa seperti menyusuri lingkaran
tak menemukan bangku panjang.
(1978)
Sumber: Buku “Hujan Bulan Juni” karya dari Sapardi Djoko Damono.
entah berapa kali
telah kukelilingi taman kita ini;
telah tergolek di atas rumput, sobekan-
sobekan kertas, embun, pecahan botol;
telah bermantel sinar bintang-bintang
dan angin yang panjang nafasnya; aku
tak pernah tidur, menunggumu.
Si Tua, yang suka lewat itu, selalu mengatakan
kau tak pernah mengingkari janjimu;
tapi anjing kampung yang matanya selalu
mengantuk itu tak pernah menyahut
siulanku!”
Ia merasa seperti menyusuri lingkaran
tak menemukan bangku panjang.
(1978)
Sumber: Buku “Hujan Bulan Juni” karya dari Sapardi Djoko Damono.