Puisi Bilik Pembatik Karya A. Muttaqin

Ular yang seribu tahun lalu menyusup ke rumahmu telah kausamak di badan waktu, seperti tato tua yang tak luntur oleh hujan hantu dan kerdip mata gadis melayu. Seperti akidah kaku, begitu teguh ular itu memelukmu. Ular itu tak juga tergoda, walau sejarah moyangnya membuat kau dan aku betah memegang cinta.

Memegang pundak luka yang membuat kita ada. Ular itu tetap milik kita selain bunga. Tetap cantik sisiknya, biar ia sering terluka di gelaran yang kian alpa. Di penyampir purba, di serat cinta yang kian kalah, ular itu bangkit tiba-tiba, seperti huruf Jawa yang sakit membaca dirinya, membaca rajah raja yang ditinggal tuah dan pucuk panah.

(2009)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama