Puisi Pertentangan Ialah Hukum Surgawi Karya Kuntowijoyo

Kepada matahari
kau tak pernah menyatakan tidak
Setiap pagi kau menuai
Dan mengelompokkan energi ke dalam makna
Namun selalu saja kau lupa
bahwa rindu juga tenaga
Ingat pepatah
yang sempurna ialah yang rindu
dan rindu yang sempurna ialah yang lupa

Selain sepi kun fayakun
juga menjelma jadi putih
Segala yang tidak jatuh
sebagaimana langit
menghapus dendam pada yang putih
Dan dari yang putih
engkau yang memukau
Engkau, mozaik, juga berwarna biru
Yang biru ialah yang putih
Tidak akan memudar, aku bersaksi

Kepada optika
engkau mengharap lebih dari sinar
tetapi tidak tanpa matahari
Hak penghuni malam ialah yang lembut
lebih dari sekadar langit
Namun, hanya bintang sanggup bertaburan
Dan ruhmu, insyaallah

Semua yang kemilau adalah yang hijau
Engkau berdoa supaya warna
tetap memikat dan air mewangi
Dan sungai mengalirkan rindu
Maka daun yang lepas
Dari dahan menjatuhkan makrifat
Lalu engkau pun

Milik bulan ialah yang lembut
sebab salju selalu berkilau
Dan engkau, sahabat mata air
lebih bulan dari kuning
Karena muthmainnah, bagai bayang-bayang
mekar dalam sunyi

Semoga Tuhan memberi karunia rumput
Yang menawarkan semi sejati
Ketika musim pelaut menaburkan benih
Yang menyuburkan semesta
Dan sunyi menjanjikan mimpi yang mawar

Atas perintah
cahaya jadi bunyi
Di atas pohon cakrawala
Di antara para pemabuk
Setelah perahu kembali ke sauh
engkau pun berpihak
Kapada lautan kabut

Di ujung makrifat
bersama malaikat
ketika angin
dan ruh
dan Hu
terjatuh

Dan engkau
Bersama rindu pohon
aku percaya pada yang merah
dan Engkau. Bersama ombak, buih dan nelayan
aku percaya pada yang jingga
dan Engkau. Bersama burung, rumput dan petani
aku percaya pada yang kuning
dan Engkau. Bersama angin dan bintang
aku percaya pada yang hijau
dan Engkau. Bersama sauh, perahu dan pelaut
aku percaya pada yang biru
dan Engkau. Bersama rebana dan kecapi
aku percaya pada yang api
dan Engkau. Bersama kabut dan hutan
aku percaya pada yang ungu
dan Engkau

Aku cinta keajaiban
karena bersama bulan bunga mengenal mawar
Aku cinta keajaiban
karena Hu pun
Khutbah-khutbah burung
Mengikat langit dan awan
Memberi warna putih
Kepada mawar
Dan kepada ruhmu

Tuhan dan malaikat mencuci pagi
Lalu awan pun membuka ujung langit
Dan engkau, wakil yang serba kuning, mengurai kabut

Ya nabi salam ‘alaik
Ya rasul salam ‘alaik
Ya habib salam ‘alaik

Di antara nama-nama indah
aku pilih Al Hayyu
yang mengalirkan oksigen ke ujung pohon
dan menggoda kerisik cemara

Ya Hayyu

Kusapa angin pagi di Ann Arbor
ditawarkan kalau-kalau aku suka keliling kota
Hari itu mendung
dan ia berjanji sunguh-sungguh
takkan membiarkan aku kehujanan
Habis, kami berdua adalah ayat Tuhan

Aku percaya keajaiban O2
yang mengalir lewat darah
dan menyebarkan virus makrifat

Ya Allah
Ya Rasulullah
Ya malaikat
Ya bukit-bukit
Ya batu-batu
Ya daun melayang
Ya burung mengigau
Ya tumbuh
Ya berkembang
Ya menghilang

Yang selalu ialah alif lam mim
yang sempurna ialah kabut
ketika menyebut nun
lalu, menyelinap ke laut
Marhaban. Ahlan wa sahlan

Burung murai
menanam rumput makrifat dan Hu
berisik di daun Hu
beratap di kutub Hu
berumah di rantau Hu
berteduh di ranting Hu

Makrifat sungai pohon
Makrifat bunga mawar
Makrifat batu-batu
merangkai tasbih danau
melebur danau jadi kemilau
melebur kemilau jadi ruh
melebur ruh jadi aku
melebur aku jadi nafas-Mu

Ketika salju mencair
Ketika zikir mengalir
Ketika benam membenam
Ketika engkau dan Hu
Melepas rindu

Suatu hari kutemukan
burung di sangkar termenung membungkam
aku bertanya dan dengan sedih dia mengatakan
Mereka yang melupakan Tuhan
tak berhak mendengar burung bernyanyi

Sebagai hadiah malaikat menanyakan
apakah aku ingin berjalan di atas mega
dan aku menolak
karena kakiku masih di bumi
sampai kejahatan terakhir dimusnahkan
Sampai dhuafa dan mustadhafin
diangkat Tuhan dari penderitaan


Sumber: Buku “Makrifat DAUN, DAUN Makrifat” Karya Kuntowijoyo
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama