Buyut-buyutku mengikuti nabi yang cukup diri
Mengajar rupa mencintai seperti menebar benih
Kakek merawat sapi, gelambirnya putih. Dari sapi
Kakek belajar sabar menggemburi sawah dan sepi
Nenek merunut Sri, merunut jalan penandur padi
Maka ibu berguru pada gabah, bukan pada pari
Ayah menabur gabah lalu menundukkan kepala
Seperti berdoa bagi benih kesabaran dan cinta
Tidak. Tidak. Barangkali Ayah tak hendak berdoa
Untuk benih cinta yang ditanam di gembur tanah
Ibu bilang, tak baik berprasangka pada tanah
Sebab tanah memberi kami cukup-cukup berkah
Paman membuat ketam dari bilah pring, sebab
tangkai gabah mudah patah laiknya mimpi Mooi
Yakni mimpi kami tentang sungai, tentang padi-padi
Tentang nabi dan tentang yang membuat hati damai
Tidak. Tidak. Bagaimana Bibi bisa damai berbenah
Di tengah sawah saat hujan jadi hama di kakinya?
Seperti aku yang mengingat mereka saat hujan lebat
Sementara jalanan macet dan got-got pada mampet
Maka kupintal suluk merang warisan moyang kami
Serupa mantel jerami untuk menepis hujan berlebih.
(2013)
Mengajar rupa mencintai seperti menebar benih
Kakek merawat sapi, gelambirnya putih. Dari sapi
Kakek belajar sabar menggemburi sawah dan sepi
Nenek merunut Sri, merunut jalan penandur padi
Maka ibu berguru pada gabah, bukan pada pari
Ayah menabur gabah lalu menundukkan kepala
Seperti berdoa bagi benih kesabaran dan cinta
Tidak. Tidak. Barangkali Ayah tak hendak berdoa
Untuk benih cinta yang ditanam di gembur tanah
Ibu bilang, tak baik berprasangka pada tanah
Sebab tanah memberi kami cukup-cukup berkah
Paman membuat ketam dari bilah pring, sebab
tangkai gabah mudah patah laiknya mimpi Mooi
Yakni mimpi kami tentang sungai, tentang padi-padi
Tentang nabi dan tentang yang membuat hati damai
Tidak. Tidak. Bagaimana Bibi bisa damai berbenah
Di tengah sawah saat hujan jadi hama di kakinya?
Seperti aku yang mengingat mereka saat hujan lebat
Sementara jalanan macet dan got-got pada mampet
Maka kupintal suluk merang warisan moyang kami
Serupa mantel jerami untuk menepis hujan berlebih.
(2013)