Malam
– untuk Ibu
Seperti ini aku akan mengingat malam:
Ayahku terbang setelah gelap
dengan deru besi seperti derap
dan ia belum akan pulang
sampai aku pergi nanti.
Kata ibuku:
Kehilangan adalah jarak
yang terlalu jauh.
__
Adikku takut pada bayangannya, maka kami meninggalkannya
di luar.
Tapi menjelang tidur, bayangan itu kesepian
dan meraih jendela –
Tok. Tok. Tok.
Di bawah selimut, kami bersembunyi.
"Apa dia akan mengambilku?" tanya adikku.
Tok. Tok. Tok.
"Tidak."
"Apakah ia akan menciumku?"
Tok. Tok. Tok.
"Ia akan menciummu."
__
Tidur, ibu.
Malam sudah menyimpan yang ingin
kita lupakan. Juga rahasia
yang melahirkan kita.
(13/12/2016: Jam 21.17)
Sumber: Buku Museum Masa Kecil (2018).
– untuk Ibu
Seperti ini aku akan mengingat malam:
Ayahku terbang setelah gelap
dengan deru besi seperti derap
dan ia belum akan pulang
sampai aku pergi nanti.
Kata ibuku:
Kehilangan adalah jarak
yang terlalu jauh.
__
Adikku takut pada bayangannya, maka kami meninggalkannya
di luar.
Tapi menjelang tidur, bayangan itu kesepian
dan meraih jendela –
Tok. Tok. Tok.
Di bawah selimut, kami bersembunyi.
"Apa dia akan mengambilku?" tanya adikku.
Tok. Tok. Tok.
"Tidak."
"Apakah ia akan menciumku?"
Tok. Tok. Tok.
"Ia akan menciummu."
__
Tidur, ibu.
Malam sudah menyimpan yang ingin
kita lupakan. Juga rahasia
yang melahirkan kita.
(13/12/2016: Jam 21.17)
Sumber: Buku Museum Masa Kecil (2018).