Puisi Ibu Selalu Terdiam Karya Mustari Irawan

Ibu selalu terdiam ketika baju putih-ku terkoyak. Matanya selalu bening dan bercahaya,
“Kau pasti tak bisa tidur dengan baju yang lupa Menyimpan tubuh-mu dengan baik”

Diam-diam aku menyembunyikan wajah
Dan masa silam yang membuat-ku lalai untuk mengerti
Siapakah ibu yang sebenarnya. Mengapa ia selalu berbinar
Seperti matahari yang menciptakan jejak bayang-bayang

Dengan bijak, ibu mengambil air matanya perlahan
Dan mengusapkan ke kening-ku yang kecil ketika malam
Semakin larut dan musim masuk ke dalam ceruk kelam

Dan aku pun hanyut dalam nyenyak, melupakan rumah
Yang bocor dan dindingnya retak dengan pintu yang berderit, “Ibu aku ingin baju diri untuk ke sekolah esok hari.”


Sumber: KASN.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama