Kota ini
seperti bibirmu yang ragu
di malam itu
orang datang menitipkan bimbang
ingin main sekadar riang
tapi selalu abai begitu usai
(seperti juga pertemuan kita)
jalan ditebalkan
meski tahu akan tenggelam
dan udara jadi asma
menghirup pengapnya sendiri
Tak ada yang bertanya
pada pohon-pohon
yang sekadar basah
sebab hujan jarang datang
dan burung-burung tak lagi singgah
siapa yang menyapa sungai
ikan dan batu-batu di situ
selain para pemancing
dan penyair yang merindu
ke manakah anak penjual jagung
dan seorang tua linglung
yang berjalan di ujung
Kota ini
seperti bibirmu yang ragu di malam itu
pengap ingin
namun dingin
Sumber: Buku Puisi "Tanda bagi Tanya" halaman 58-59.
seperti bibirmu yang ragu
di malam itu
orang datang menitipkan bimbang
ingin main sekadar riang
tapi selalu abai begitu usai
(seperti juga pertemuan kita)
jalan ditebalkan
meski tahu akan tenggelam
dan udara jadi asma
menghirup pengapnya sendiri
Tak ada yang bertanya
pada pohon-pohon
yang sekadar basah
sebab hujan jarang datang
dan burung-burung tak lagi singgah
siapa yang menyapa sungai
ikan dan batu-batu di situ
selain para pemancing
dan penyair yang merindu
ke manakah anak penjual jagung
dan seorang tua linglung
yang berjalan di ujung
Kota ini
seperti bibirmu yang ragu di malam itu
pengap ingin
namun dingin
Sumber: Buku Puisi "Tanda bagi Tanya" halaman 58-59.