Puisi Pagar Karya Adimas Immanuel

Pagi mengulurkan tangan
ke arah pegunungan

menjangkau lengan hujan
dengan seribu kemungkinan

mengetuk dinding hati kita
yang beku dan pucat

setengah tak percaya (mengapa?)
kepada isyarat kita sendiri.

“Inilah bahasa yang mati,
cinta yang tak terberkati.”

Dan kau mengulurkan tanganmu
ketika maut tiba di luar pagar.


Sumber: www.bacapetra.co.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama