Puisi Perjalanan Laut Karya D. Zawawi Imron

Dalam begini, meski bisa 'ku tebak kabut yang besok akan meledak, renyai musim labuh akan menunggu kuncup bersujud dalam kelopak.
Hai, camar-camar yang nakal, kenalkah kalian pada merpati putih milik pertapa?
Bisik-bisik berangkat ke dalam gua, tapi gua itu sepi, ular-ular pada bernyanyi menuju laut karena wangsit ternyata boneka cantik yang berisikan bom waktu.
Ketika kutulis sajak ini aku tersenyum sendiri karena gagal meniru teriak gagak.
Lampu-lampu memainkan laut, malam memainkan api, jiwaku yang berpancang bulan sabit kadang mengambang atas pasang dan tenggelam dalam surut.

(1978)



Sumber: "Puisi: Perjalanan Laut (Karya D. Zawawi Imron)", https://www.sepenuhnya.com/2000/02/puisi-perjalanan-laut.html.
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama