ngiau! kucing meraung dalam darah dia menderas lewat dia mengalir
ngilu ngiau dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba
darahku dia besar dia bukan harimau bukan singa bukan hye
na bukan leopar dia macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia merambah rimba afrikaku dengan cakar
nya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri
daging dia tak mau daging jesus jangan beri roti dia tak
mau roti ngiau
kucing meronta dalam darahku meraung merambah barah darahku
dia lapar O alangkah lapar ngiau berapa juta hari dia
tak makan berapa ribu waktu dia tak kenyang berapa juta la
par lapar kucingku berapa abad dia mencari mencakar me
nunggu
tuhan mencipta kucingku tanpa mauku dan sekarang dia mera
ung mencariMu dia lapar jangan beri daging jangan beri na
si tuhan menciptanya tanpa setahuku dan kini dia minta tu
han sejemput saja untuk tenang sehari untuk kenyang sewaktu
untuk tenang di bumi
ngiau! dia meraung dia mengerang hei berapa tuhan yang
kalian punya beri aku satu sekedar pemuas kucingku hari
ini ngiau husy puss diamlah aku pasang perangkap di afri
ka aku pasang perangkap di amazon aku pasang perangkap di
riau aku pasang parangkap di kota kota siapa tahu nanti a
da satu tuhan yang kena lumayan kita bisa berbagi sekerat un
tuk kau sekerat untuk aku ngiau husy puss diamlah
lebih barah dari barah membarah dalam darah dalam tiap zarah
marwahku dia makan aku sekarang dialah kucing mautakmauku
dia jadikan aku penggantiMu dalam rimba diriku dalam dunia
dalam kota dalam langit diriku
ngiau!
husy puss pergilah
aku tak tuhan aku tak tuah aku tak setan
aku tak wauwau aku tak jimat aku tak tamtani
taktaktaktaktaktaktaktak
siapa bikin socrates siapa bikin plato
siapa bikin archimedes siapa bikin zeno
siapa bikin sartre siapa bikin laotze
siapa bikin mpu siapa bikin guru
kalau tak aku
yang membuat banyak bijak
dan belum menjangkauMu?
salam padamu gelisah hari
tabik padamu bibit benci
salam padamu benih seteru
maka abil datanglah kabil
maka kabil datanglah abil
maka abil bisa kabil
maka kabil bisa abil
maka puah pada kalian
maka puah
jadilah perang
huh
berapa banyak tawananku!
sinekad siyakin sikeraskepala simaunya saja
ngiau
aku letakkan seribu kakiku pada perut mereka
kurobek tubuh kukelantang badan
kucabut
gigi
kuku
kuiris tubuh kuperas badan kubelah benak
kubuka rabu mereka
siapa tahu ada tuhan sembunyi disana
kukirim mereka ke tiang gantungan
hei martir sinekad sikeraskepala tawanan
berapa tuhan yang kalian punya
pelokek
kalian menyimpan tuhan untuk sendiri
sampai kalian bangkai
dan aku hanya melihat jejakNya pergi
di ujung nafas kalian
entah kemana
harimau mati tak meninggalkan kenyang
manusia mati tuhan hidup entah dimana
apa yang ngalir? darah. apa yang mekar? mawar.
apa yang julur? harap. apa yang rasa? sesal.
dengan seribu sesal kucari Kau dangan segala a
sal kucari Kau dengan seribu akal kucari Kau de
ngan seribu dajal kucari Kau
maka adalah jejak pada mawar darah pada lidah
menggapai tanah pada bahu sakai pada pita kompu
ter pada tank retak pada meriam luka pada luka
beribu batalyon pada luka lekuk bungkalan geli
mang goyang pada koyak beribu perawan pada pa
tah bujang
aku telah nemukan jejak
aku telah mencapai jalan
tapi belum sampai tuhan
berapa banyak abad lewat
berapa banyak arloji pergi
berapa banyak isyarat dapat
berapa banyak jejak menapak
agar sampai padaMu?
jejak tak menuju kemana
jejak tak sampai kesana
jejak yang dari diri
bertanya sendiri
ngiau?
kucing meraung dalam darah meronta dalam aorta
menderam dalam tiap zarah marwah
dalam tiap kata diriku
hei Kau dengar kucing memanggilMu?
aku lepaskan segala bahasa
agar kucingku bisa memanggilMu
aku biarkan penyair dengan katakata
tapi banyak yang meletakkan bertonton gula purapura
bergerobak kerak filsafat
hingga kata tercekik karenanya
bagaimana penyair bisa sampai tuhan
kalau kata tak sampai?
kambing umpan mati tercekik
sedang macan tak makan bangkai
lewat tertawa terkekehkekehkehkehkehkehkehkehkehkeh
hussspuss
diamlah
kasihani mereka
mereka sekedar penyair
husspuss
maafkan aku
aku bukan penyair sekedar
aku depan
depan yang memburu
membebaskan kata
memanggilMu
pot pot pot
pot pot pot
kalau pot tak mau pot
biar pot semau pot
mencari pot
pot
hei Kau dengar menteraku
Kau dengar kucing memanggilMu?
izukalizu
mapakazaba itasatai
tututita
papaliko arukabazoku kodega zuzukalibu
tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco
zukuzangga zegezegeze zukuzangga zege
zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze zukuzangga zegezegere zu
kuzangga zegezezegeze aahh . . . !
nama nama kalian bebas
carilah tuhan semaumu
kucing meronta dalam darah meraung me
rambah barah darahku berapa juta hari
dia mengerang berapa ribu waktu dia
menderu mencari mencakar menunggu
susu haru segala perempuan
aku telah mengisap kalian
perigi langit sumur seribu perahu
aku telah meregukmu
malam seribu bulan
aku telah menidurimu
tiang segala lelaki
aku telah sampai puncakmu
aku telah berjuta waktu
mencari menungguMu
lebih tua dari niniveh lebih tua dari sphinx
lebih tua dari maya lebih tua dari jawa
lebih tua dari babylone
aku telah hidup sebelum musa
ratusan abad ngalir dalam nadi
mengeram meraung menderu
mendesah darah meronta dalam aortaku
yang ada kini yang ada nanti yang ada kapan
setelah sampai venus setelah sampai zaman
maka akulah hidup
dan Kau telah menapakkan berjuta jejakMu dalam hidupku
jejak tak menggapai tuju
jejak tak mewariskan sampai
luka tak meninggalkan badan
resah tak menjangkau pegang
siapa Kau?
batu risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu jarum
batu ngilu
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
yang
tak menepati
janji?
dengan seribu tuak kukuak lautan dengan beribu matari
kucoba jadi dengan sejuta meriam kucoba menang dengan
sejuta mawar kucoba penawar dengan apa mencariMu
kucing resah
kucing barah
kucing marwah
kucing amuk
kucing rasuk
kucing palak
kucing runcing
kucing sembilu
kucing batinku
ngiau!
tubuh tak habis ditelan laut tak habis dimatari
luka tak habis dikoyak duka tak habis digelak
langit tak habis dijejak burung tak habis di
kepak erang tak sampai sudah malam tak sampai
gapai itulah aku
lukaku lukakalian lukakita lukarisau lukangiau
wau
musang
apa ayamkau
rimau
apa rusakau
elang
apa ikankau
murai
apa cacingkau
kalian
apa tuhankau?
hei beri aku sejemput
siapa tahu bisa puas sekejap kucingku
apakah manusia?
hasrat
kaki
paha
kontol
puki
perut
badan
tangan
hati
kepala
langit
duri
bumi
was
was
was
was
janji
entah!
maka kubikin takhingga manusia tanpa mauku
aku bikin orang amazon orang babylon aku
kembangkan orang modern aku sumbangkan ma
nusia nanti aku lanjutkan manusia akan a
ku teruskan perpanjangan orang aku jadikan
mereka perangkap menangkapMu
kuharap isiNya kudapat remahNya
kulahap hariNya kurasa resahnya
kusangat inginNya kujumpa ogahNya
kumau Dianya kutemu jejakNya
aku temukan jejakMu pada bahu amazon pada
badan mesopotamia pada tubuh babylon pada
orang kini pada akan orang
aku telah menangkap manusia dengan tangan
dengan meriam dengan ide dengan pikiran
namun cuma jejakMu saja yang aku dapatkan
pada mereka
aku bosan nanti aku bosan tunggu aku bosan
hari aku bosan waktu aku bosan janji
akulah penakluk yang bosan tawanan
maka kini kulepaskan kalian
mawar lepas rasa
tikam lepas luka
gunung lepas puncak
kini aku bebas
kutaklagi punya tawanan
batu taklagi beban
mawar tak peduli wangi
laut tak acuh luas
bebas
ngiau
was was was was was was
was was was
was
was was was was
huss
puss
diam
makanlah
se
Ada
Mu!
Sumber: Horison (Juni, 1976).