Aku duduk dalam kesunyian jiwaku dan mencoba membunyikan lagu pada kecapi.
Ah, tiada suara yang keluar dan aku menundukkan kepala,
termenung akan tanah air mengeluarkan lagu yang tidak menyambung waktu silam.
Adinda datang dan berkata dengan suara penuh duka,
"Mengapa Tuan termenung saja, tidak membunyikan lagu penghibur hati?
Sudah lama cantingku berhenti, tidak sanggup melukis tenunanku,
karena engkau tidak kudengar membunyikan kecapi."
Aku mengangkat kepada dan memandang dia dengan mata murung caya.
"Aduh, Adinda, hatiku lemah mendengar suara yang tidak
sepadan dengan kehijauan tanah airku."
Sumber: Madah Kelana (1931).
Ah, tiada suara yang keluar dan aku menundukkan kepala,
termenung akan tanah air mengeluarkan lagu yang tidak menyambung waktu silam.
Adinda datang dan berkata dengan suara penuh duka,
"Mengapa Tuan termenung saja, tidak membunyikan lagu penghibur hati?
Sudah lama cantingku berhenti, tidak sanggup melukis tenunanku,
karena engkau tidak kudengar membunyikan kecapi."
Aku mengangkat kepada dan memandang dia dengan mata murung caya.
"Aduh, Adinda, hatiku lemah mendengar suara yang tidak
sepadan dengan kehijauan tanah airku."
Sumber: Madah Kelana (1931).