Bulan purnama sekali lagi,
Adalah enam puluh kali jadi,
Sudah kita tiada bersua lagi.
Sinar lembut menganyam daunan,
Di bawah pohon memandang pekarangan,
Di atas langit membulat sinaran.
Aku menengadah memandang bulan,
Sinar mengadang menerima pandangan,
Hati mengingat menapis janjian.
Teringat lagi janjian kita,
Padang lagi sebutan kata,
Tersenter lagi sumpahlah kita ....
Kita bertiga anak sadar,
Lahir ke bumi bangsa lapar,
Seluruh Timur gelisah sadar.
Kita bertiga anak perang,
Berakal mulai masa meradang,
Seluruh dunia hilang senang.
Kita bertiga anak malaise,
Keluar sekolah masa badai,
Putus harapan angan tiada sampai.
Kita bertiga berjanji kata,
Teguh rasa setiap 'kan bangsa,
Topangkan jiwa kemajuan bangsa ....
Purnama bulan hitungan masa,
Pengenang bulan bulan janji esa,
Pengeraskan hati tujuan bangsa.
Sumber: Pujangga Baru (Agustus, 1935).
Adalah enam puluh kali jadi,
Sudah kita tiada bersua lagi.
Sinar lembut menganyam daunan,
Di bawah pohon memandang pekarangan,
Di atas langit membulat sinaran.
Aku menengadah memandang bulan,
Sinar mengadang menerima pandangan,
Hati mengingat menapis janjian.
Teringat lagi janjian kita,
Padang lagi sebutan kata,
Tersenter lagi sumpahlah kita ....
Kita bertiga anak sadar,
Lahir ke bumi bangsa lapar,
Seluruh Timur gelisah sadar.
Kita bertiga anak perang,
Berakal mulai masa meradang,
Seluruh dunia hilang senang.
Kita bertiga anak malaise,
Keluar sekolah masa badai,
Putus harapan angan tiada sampai.
Kita bertiga berjanji kata,
Teguh rasa setiap 'kan bangsa,
Topangkan jiwa kemajuan bangsa ....
Purnama bulan hitungan masa,
Pengenang bulan bulan janji esa,
Pengeraskan hati tujuan bangsa.
Sumber: Pujangga Baru (Agustus, 1935).