Tak seperti di kiri dan di kanan
tokonya selalu sepi pelanggan
meski ia juga menjual kain
seperti toko-toko yang lain
Kalau ada orang yang mati
apalagi penguasa yang suka korupsi
ia sungguh bersenang hati
sebab kainnya laku terbeli
Begitulah dari jaman ke jaman
ia hanya berjualan kain kafan
agar hidupnya bisa terus berjalan
dan anak-istrinya bisa makan
Semalam ia lihat dari TV disiarkan
di Aceh sebuah musibah datang
di mana-mana mayat berserakan
mengiris hati, sungguh menyedihkan
Ia menangis dan berucap pelan,
“sungguh, ini bukan doaku, Tuhan!”
(Desember, 2004)
Sumber: "Puisi: Kisah Seorang Penjual Kafan (Karya M. Aan Mansyur)", https://www.sepenuhnya.com/2018/12/puisi-kisah-seorang-penjual-kafan.html.
tokonya selalu sepi pelanggan
meski ia juga menjual kain
seperti toko-toko yang lain
Kalau ada orang yang mati
apalagi penguasa yang suka korupsi
ia sungguh bersenang hati
sebab kainnya laku terbeli
Begitulah dari jaman ke jaman
ia hanya berjualan kain kafan
agar hidupnya bisa terus berjalan
dan anak-istrinya bisa makan
Semalam ia lihat dari TV disiarkan
di Aceh sebuah musibah datang
di mana-mana mayat berserakan
mengiris hati, sungguh menyedihkan
Ia menangis dan berucap pelan,
“sungguh, ini bukan doaku, Tuhan!”
(Desember, 2004)
Sumber: "Puisi: Kisah Seorang Penjual Kafan (Karya M. Aan Mansyur)", https://www.sepenuhnya.com/2018/12/puisi-kisah-seorang-penjual-kafan.html.