(untuk Ginsberg)
diamlah sayang
diamlah sayang
biarkan aku dekat padamu
diamlah sayang
biarkan aku rapat padamu
diamlah sayang
biarkan aku merangkulmu
diamlah sayang
biarkan aku mengusap mengelusmu
diamlah sayang
biarkan aku menggeraikan rambutmu
diamlah sayang
biarkan aku menghitung-hitung bulu hidungmu
diamlah sayang
biarkan lidahku mengelus telingamu
diamlah sayang
biarkan gigi-gigiku membuka kutangmu
diamlah sayang
biarkan bibirmu memijit pentil susumu
diamlah sayang
biarkan aku melorotkan celanamu
diamlah sayang
biarkan daguku menjengkal pinggulmu
diamlah sayang
biarkan kumisku tumbuh di kelangkangmu
diamlah sayang
biarkan aku membuka pintumu terimalah aku
salam dan peluklah aku goyang-goyangkan badanku
kocoklah aku biarkan aku nyerap padamu muncrat
dan semburlah resahku dengan muncrat
biarlah tuhan
biarkan aku sayang padamu
(1975)
Sumber: "Puisi: Sayang (Karya Sutardji Calzoum Bachri)", https://www.sepenuhnya.com/2018/11/puisi-sayang.html.