kubuka jendela taman berjalan
di antara pohonan sungai menjalar
kusampaikan serapah kemenyan luka
buaya terbang menggigit sisa
ku tak ingin indah eloknya rupa
paras sungai ambillah kalian
aku menyelam di kediaman batu
apalah diri kalau tak duri
menikam nikam di dalam diam
siapa bernyanyi? entahlah! siapa tahu? tak tahulah! apa yang
baku? kalau tak kamu! mengapa rindu? kalau tak batu! diancuk
nyeri badan bergoyang, siapa sayang kalau tak malang
kurentang tangan di atas pohonan
burung menari di jemari darah
mengalir hari di pembuluh matari
mengalir badan di kediaman bulan
kekasih telukmu dalam
batang ampas jiwa terkurung
merpati sayapmu jadi
langit tak sampai seharihari
meski kutahu maunya abad
aku bercakap kenyerian saat
siapa tegang? kelamin zaman. Mengapa hari? kurancap siang!
apa yang lebat? jembut duka. mengapa rapat? nyerinya saat!
ha ha ha ha jarum berserabut dalam mulut tawa kembalikan ke-
abadian kata kudaku, kekasih telukmu dalam kapalku sampai
pelabuhan hilang, merpati sayapmu jadi langit tak sampai se-
hari hari
siapa tenggangngngng
(1979)
Sumber: O Amuk Kapak (1981).
di antara pohonan sungai menjalar
kusampaikan serapah kemenyan luka
buaya terbang menggigit sisa
ku tak ingin indah eloknya rupa
paras sungai ambillah kalian
aku menyelam di kediaman batu
apalah diri kalau tak duri
menikam nikam di dalam diam
siapa bernyanyi? entahlah! siapa tahu? tak tahulah! apa yang
baku? kalau tak kamu! mengapa rindu? kalau tak batu! diancuk
nyeri badan bergoyang, siapa sayang kalau tak malang
kurentang tangan di atas pohonan
burung menari di jemari darah
mengalir hari di pembuluh matari
mengalir badan di kediaman bulan
kekasih telukmu dalam
batang ampas jiwa terkurung
merpati sayapmu jadi
langit tak sampai seharihari
meski kutahu maunya abad
aku bercakap kenyerian saat
siapa tegang? kelamin zaman. Mengapa hari? kurancap siang!
apa yang lebat? jembut duka. mengapa rapat? nyerinya saat!
ha ha ha ha jarum berserabut dalam mulut tawa kembalikan ke-
abadian kata kudaku, kekasih telukmu dalam kapalku sampai
pelabuhan hilang, merpati sayapmu jadi langit tak sampai se-
hari hari
siapa tenggangngngng
(1979)
Sumber: O Amuk Kapak (1981).