(: Aan M Mansyur)
1. Kantor Redaksi Surat Kabar
KANTOR itu ia capai dengan dua kali berganti
angkutan kota. Tentu tak sempat ia singgah
di tempat kos untuk menukar seragam sekolah.
Pelajaran tambahan di situ ia dapatkan, banyak
guru, satu mata pelajaran: Ilmu Pengetahuan
Kehidupan (langsung praktek, dan langsung ujian,
sejak hari pertama ia mendaftar dengan 40
lembar kartun yang ia gambar sendiri semalaman)
2. Sekretaris Redaksi yang Cantik
IA membuat kantor itu seperti miniatur surga
yang dijaga malaikat-manis, berbibir bak segelas
sirup di kantin sekolah sehabis upacara bendera,
mereka rela berebut demi mengecup merah dan
mengecap manisnya, langsung dari bibir-(gelas)-nya.
3. Dia Ditelepon oleh Seseorang
ITU percakapan lewat telepon pertama dalam hidupnya.
Si malaikat-manis menerima, dan senyum manis di
bibirnya itu menular ke matanya, menular ke pipinya,
menular ke gigi-giginya, “Telepon buatmu (ia
sebut nama adik kelas yang memenuhi otaknya). Ayo,
dia siapa? Cewekmu, ya?” Sebuah pelajaran penting
ia terima: Cinta membuat kemanisan menular ke mana-mana.
“Halo..”
“Ya..” (dia tak tahu arti kata Halo, dan tak tahu
apakah harus menjawab dengan kata itu juga)
“Aku cuma mau tahu apakah kamu sudah sampai
di kantormu…”
“Ya…”
“Sudah, ya…”
Ia serahkan lagi gagang telepon, ke si malaikat-manis,
dengan gemetar yang makin ada. “Kamu grogi, ya?
(katanya, dan senyumnya makin menular ke mana-mana)…
4. Malam Harinya Dia Menulis Sajak
IA menulis sajak tentang seorang lelaki SMA bermimpi
menjadi cupid, menghabiskan semua anak panah, menikam
dadanya sendiri. Sajak itu, esok malam, ia bacakan
bagi si adik kelas yang kemarin meneleponnya.
Orang-orang yang antre heran, kenapa dinding-dinding kaca
telepon umum itu seperti bergetar dan bercahaya.
1. Kantor Redaksi Surat Kabar
KANTOR itu ia capai dengan dua kali berganti
angkutan kota. Tentu tak sempat ia singgah
di tempat kos untuk menukar seragam sekolah.
Pelajaran tambahan di situ ia dapatkan, banyak
guru, satu mata pelajaran: Ilmu Pengetahuan
Kehidupan (langsung praktek, dan langsung ujian,
sejak hari pertama ia mendaftar dengan 40
lembar kartun yang ia gambar sendiri semalaman)
2. Sekretaris Redaksi yang Cantik
IA membuat kantor itu seperti miniatur surga
yang dijaga malaikat-manis, berbibir bak segelas
sirup di kantin sekolah sehabis upacara bendera,
mereka rela berebut demi mengecup merah dan
mengecap manisnya, langsung dari bibir-(gelas)-nya.
3. Dia Ditelepon oleh Seseorang
ITU percakapan lewat telepon pertama dalam hidupnya.
Si malaikat-manis menerima, dan senyum manis di
bibirnya itu menular ke matanya, menular ke pipinya,
menular ke gigi-giginya, “Telepon buatmu (ia
sebut nama adik kelas yang memenuhi otaknya). Ayo,
dia siapa? Cewekmu, ya?” Sebuah pelajaran penting
ia terima: Cinta membuat kemanisan menular ke mana-mana.
“Halo..”
“Ya..” (dia tak tahu arti kata Halo, dan tak tahu
apakah harus menjawab dengan kata itu juga)
“Aku cuma mau tahu apakah kamu sudah sampai
di kantormu…”
“Ya…”
“Sudah, ya…”
Ia serahkan lagi gagang telepon, ke si malaikat-manis,
dengan gemetar yang makin ada. “Kamu grogi, ya?
(katanya, dan senyumnya makin menular ke mana-mana)…
4. Malam Harinya Dia Menulis Sajak
IA menulis sajak tentang seorang lelaki SMA bermimpi
menjadi cupid, menghabiskan semua anak panah, menikam
dadanya sendiri. Sajak itu, esok malam, ia bacakan
bagi si adik kelas yang kemarin meneleponnya.
Orang-orang yang antre heran, kenapa dinding-dinding kaca
telepon umum itu seperti bergetar dan bercahaya.