senyap dalam sungai tenggelam dalam mimpi
lembab dalam renyai lebam dalam sepi
sayap dalam gapai langit dalam cari
resap dalam duhai riang dalam nyeri
wau!
seribu tanah yang basah memakan setongkol burung
sarung waktu copot tulang telanjang bau
jam ketahuan belang bau waktu ketahuan aku
mengintip di celah resah yang bergoyang di kelengkangku
laut tak menguap sungai datang selalu
maut menyelinap baru kau tahu
Hyang tak jadi datang sayangku
tuba dalam sungai ngendap dalam dadu
rimau dalam renyai lewat padang bambu
taring dalam ngilai tikam dalam rindu
terkam dalam renyai maut menyergapmu
wau!
anjing menggonggong tulang bintang di langit
kapal tak lagi mereguk laut tidak pula nyenyak di pelabuhan
dara menggigit kutang pemuda patah tiang
asap dari api tak jadi menguap di atap ranjang
Hyang tak jadi datang sayangku
gunung taklagi mengharap langit
sudahlah kuda sia menaiki kuda
buaya menunggu di muara tertegun lapuk
bintang jatuh tak sampai lumpur tak jadi pantai
daging sangsai terluka renyai meratap di kelengkangmu
senyap dalam sungai tenggelam dalam mimpi
lembab dalam renyai lebam dalam sepi
usai dalam gapai perih dalam hari
cuka dalam nadi luka dalam diri
wau!
Hyang tak jadi datang sayangku
(1972)
Sumber: O Amuk Kapak (1981).
lembab dalam renyai lebam dalam sepi
sayap dalam gapai langit dalam cari
resap dalam duhai riang dalam nyeri
wau!
seribu tanah yang basah memakan setongkol burung
sarung waktu copot tulang telanjang bau
jam ketahuan belang bau waktu ketahuan aku
mengintip di celah resah yang bergoyang di kelengkangku
laut tak menguap sungai datang selalu
maut menyelinap baru kau tahu
Hyang tak jadi datang sayangku
tuba dalam sungai ngendap dalam dadu
rimau dalam renyai lewat padang bambu
taring dalam ngilai tikam dalam rindu
terkam dalam renyai maut menyergapmu
wau!
anjing menggonggong tulang bintang di langit
kapal tak lagi mereguk laut tidak pula nyenyak di pelabuhan
dara menggigit kutang pemuda patah tiang
asap dari api tak jadi menguap di atap ranjang
Hyang tak jadi datang sayangku
gunung taklagi mengharap langit
sudahlah kuda sia menaiki kuda
buaya menunggu di muara tertegun lapuk
bintang jatuh tak sampai lumpur tak jadi pantai
daging sangsai terluka renyai meratap di kelengkangmu
senyap dalam sungai tenggelam dalam mimpi
lembab dalam renyai lebam dalam sepi
usai dalam gapai perih dalam hari
cuka dalam nadi luka dalam diri
wau!
Hyang tak jadi datang sayangku
(1972)
Sumber: O Amuk Kapak (1981).