(: singgah di rumah Rieke dan Donny)
HANGAT hari hujan, merendam sekolam kalam
tegak tangkai teratai, menjadi pena Li Bai
Sesusun kursi rotan mengejar ke kejauhan
kenangan, ke kesepian toples tua kue lama
Rieke berteriak, “Kura-kuranya makan katak, Don!”
Kubayangkan, ia dijawab dengan filsafat terapan.
Di hijau halaman, di sejangkauan tangan angan
kucing memeluki sisa sunyi, ia mimpi menulis puisi.
Di kukusan, rumah itu membuka pintu bersunduk kayu
seperti kitab kisah yang berakhir bahagia, selalu.
HANGAT hari hujan, merendam sekolam kalam
tegak tangkai teratai, menjadi pena Li Bai
Sesusun kursi rotan mengejar ke kejauhan
kenangan, ke kesepian toples tua kue lama
Rieke berteriak, “Kura-kuranya makan katak, Don!”
Kubayangkan, ia dijawab dengan filsafat terapan.
Di hijau halaman, di sejangkauan tangan angan
kucing memeluki sisa sunyi, ia mimpi menulis puisi.
Di kukusan, rumah itu membuka pintu bersunduk kayu
seperti kitab kisah yang berakhir bahagia, selalu.