AKU besar tidak dibesarkan
oleh kamus besarku.
Aku dipungut oleh kamus
besarku sebagai anak bengal.
Dan mereka bilang aku bebal.
Aku anak liar yang dibujuk oleh
guru-guru untuk melatih lidahku
berbicara dalam bahasa buku-buku,
bahasa guru-guru.
Sejak saat itu aku selalu
berhati-hati berkata-kata.
Kata-kata dari masa kecilku tak
lagi seriang dulu, ketika mereka
bebas bermain bersamaku.
Kami kini lebih banyak diam.
Kamus besarku sering memeriksa lidahku.
Mereka mencurigai aku menyimpan
rencana jahat di sana.
Pernah aku meminta sebuah kata
untuk kuucapkan, sekadar untuk
memberi tahu mereka apa yang
kuinginkan, tapi mereka bilang,
pakai saja kata yang sudah ada.
Aku mau bilang, banyak kata yang
tak ada padamu, wahai, kamus besarku.
oleh kamus besarku.
Aku dipungut oleh kamus
besarku sebagai anak bengal.
Dan mereka bilang aku bebal.
Aku anak liar yang dibujuk oleh
guru-guru untuk melatih lidahku
berbicara dalam bahasa buku-buku,
bahasa guru-guru.
Sejak saat itu aku selalu
berhati-hati berkata-kata.
Kata-kata dari masa kecilku tak
lagi seriang dulu, ketika mereka
bebas bermain bersamaku.
Kami kini lebih banyak diam.
Kamus besarku sering memeriksa lidahku.
Mereka mencurigai aku menyimpan
rencana jahat di sana.
Pernah aku meminta sebuah kata
untuk kuucapkan, sekadar untuk
memberi tahu mereka apa yang
kuinginkan, tapi mereka bilang,
pakai saja kata yang sudah ada.
Aku mau bilang, banyak kata yang
tak ada padamu, wahai, kamus besarku.