Puisi Dipantau di Pantai, di Rantau Dirantai Karya Hasan Aspahani

(: Damhuri Muhammad)

MEMANG, tak ada tempat
kecuali sekat-sekat
ruang
di samping surau

menampung para lelaki
terusir
dari pintu rumah ibu
dari kamar bekas istri

Atau
jauh terdesak
ke jarak

terhalau
ke rantau

*
Kau bilang,
“Memang
Kami telah amat mahir
menanak riang dan risau
menyantapnya di lepau.”

*
Jarak
pantai
ke pelantar pelabuhan
hanya ada sejangkau
di seberang surau.
Ketika kabut kalap
laut gelap
itulah saat tepat
untuk melepas tali tambat.
Tak akan ada yang mengantar
ketika lelaki berangkat.

Tak ada.

Pun bekal
mungkin hanya kain sebungkal
dan sebakal
sesal.

*
“Jangan
bertanya
inginkah aku pulang.”
kau bilang,
“karena aku
terbayang pada
mata mata-mata
yang memantau
di rumah
pantai.”

Mata para perempuan
yang meningkap
di tingkap.

*
“Jangan
bertanya juga,
bagaimana aku
melangkah
di jalan
yang tak terarah
ke rumah,”
kau bilang,
“sebab kaki kami
bagai dirantai
di rantau.”

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Nih buat jajan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama