Puisi Gas Air Mata Karya Mochtar Lubis

Anakku, Ade, kelas dua SMP
Ikut dengan Kappi ke Deplu
mereka diserang dengan gas air mata
tapi lalu mengamuk menghantam
Dan kemudian pulang, mata merah
tapi hati bangga, membawa
secabik kain pintu Deplu
perlihatkan pada adiknya, Ira,
nah, ini tanda mata dari Bandrio,
katanya bangga

(28 Maret 1966)


Sumber: Catatan Subversif (1980).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama