(: Aan M Mansyur)
(1)
PADA lapisan ketiga, aku menemukan mata,
aku dan bawang itu lalu bertatapan, lama
Aku letakkan pisau di sisinya, kulihat mata
itu meneteskan air mata. “O, siapa yang
mengupas kelopak matamu?” tanya bawang itu.
O, begitu burukkah tangisku,
sampai ia tahu air mataku?
(2)
MATAKU, mata bawang, tiba-tiba silau oleh sinar
amat terang.
“Apakah harus kupejamkan mataku?” tanya pisau itu.
“Jangan,” kata bawang dan aku, nyaris bersamaan.
Lalu, bawang itu memejamkan matanya
Seperti pejam yang tak akan lagi membuka
Tinggal mataku dan mata pisau bertatapan,
tak lama… Dan kuraih lagi dia…
(1)
PADA lapisan ketiga, aku menemukan mata,
aku dan bawang itu lalu bertatapan, lama
Aku letakkan pisau di sisinya, kulihat mata
itu meneteskan air mata. “O, siapa yang
mengupas kelopak matamu?” tanya bawang itu.
O, begitu burukkah tangisku,
sampai ia tahu air mataku?
(2)
MATAKU, mata bawang, tiba-tiba silau oleh sinar
amat terang.
“Apakah harus kupejamkan mataku?” tanya pisau itu.
“Jangan,” kata bawang dan aku, nyaris bersamaan.
Lalu, bawang itu memejamkan matanya
Seperti pejam yang tak akan lagi membuka
Tinggal mataku dan mata pisau bertatapan,
tak lama… Dan kuraih lagi dia…