Puisi Raung Kaca, Ruang Baca Karya Hasan Aspahani

NANTI aku ke sana sebagai pemelesir, terusir.

Mencari buku yang hilang, atau yang belum ada.
Itu sebab aku mampu sepura hati, berpura-pura.

Itu seperti danau, berparas kaca, bayangku
meraung di sana, aku yang hanya sanggup gugup,
tentu tak mendengarnya: mencemaskan pangkalan
ditelan pisang, tak bisa berhenti, pusang hati.

Nanti aku ke sana sebagai pemburu, dengan pemuras,
senantiasa menodong ke arah kiri, ke dada sendiri.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama