Puisi Tentang Angsa di Kanal Amsterdam Karya Hasan Aspahani

KAMI tak akan ada di kartu-kartu pos yang
Dipajang di toko sovenir di Amsterdam. Seperti merpati,
dan jalak, juga camar di atas papan nama dermaga. Kami
tak pernah punya masalah dengan kota ini. Kota yang tak
pernah ingin sempurna ini. Kami hanya ikut bertahan dan
menjadi apa adanya. Dan itu memang bukan segalanya.

Amsterdam, adalah liuk suara saksopon pada sebuah
komposisi jazz yang lekas. Kami adalah nada kosong
ketika kota kehabisan napas. Amsterdam adalah lalu-
lalang sepeda, dan padanya kau belajar tentang ketekunan
menerbitkan harapan. Nanti kau akan putuskan kau telah
lulus sebagai apa., di sebuah museum tak berpenjaga.

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama