Pernah aku bangun jembatan
yang megah, yang menawan.
Tapi selalu rubuh, rubuh dan rubuh
oleh hembusan nafas yang keruh
dari semua
dan aku juga.
Kembali aku terbanting
jatuh ke kali yang kering.
Tapi besok, bila pagi datang
aku mulai lagi
yang lebih kokoh dirancang
bila rubuh, aku bangun lagi.
Meski seumur hidupku
aku mulai lagi dari awal selalu.
(11 Juli 1950)
yang megah, yang menawan.
Tapi selalu rubuh, rubuh dan rubuh
oleh hembusan nafas yang keruh
dari semua
dan aku juga.
Kembali aku terbanting
jatuh ke kali yang kering.
Tapi besok, bila pagi datang
aku mulai lagi
yang lebih kokoh dirancang
bila rubuh, aku bangun lagi.
Meski seumur hidupku
aku mulai lagi dari awal selalu.
(11 Juli 1950)