Senja mengiring pak tua ke peraduan
Tangan kurusnya bergetar, digenggam asa yang fana
Lapar mengejan bertemu dahaga mengguncang
Entah apa dia hadapi malam ini
Mungkin tak jauh beda, sepi
Senja mengiring pak tua pulang
Sisa peluh di keningnya, disusul yang baru
Bibirnya bergumam teriring harap tak sesaat
Mungkinkah esok yang sama
Entah bila tak sama, ia tersenyum
Senja mengiring pak tua ke pucuk rindu
Harap harinya membaik
Tak harus berlelah di waktunya kini
Siapa jua mendengar jeritnya
Siapa sudi menjadi teman mengadu
Senja mengiring pak tua kembali
Dari atas hamparan sajadah, pintu langit coba ia ketuk
Dari baris jajaran pendo’a, lidahnya bertekuk
Angan yang ia rangkai, terjagakan upaya
Sebagaimana manusia, sebagaimana yang lain
Ia juga punya mimpi
(Karanganyar, 20 Maret 2024)
Sumber: "Pemimpi", https://www.ardhi.web.id/2024/04/pemimpi.html.
Tangan kurusnya bergetar, digenggam asa yang fana
Lapar mengejan bertemu dahaga mengguncang
Entah apa dia hadapi malam ini
Mungkin tak jauh beda, sepi
Senja mengiring pak tua pulang
Sisa peluh di keningnya, disusul yang baru
Bibirnya bergumam teriring harap tak sesaat
Mungkinkah esok yang sama
Entah bila tak sama, ia tersenyum
Senja mengiring pak tua ke pucuk rindu
Harap harinya membaik
Tak harus berlelah di waktunya kini
Siapa jua mendengar jeritnya
Siapa sudi menjadi teman mengadu
Senja mengiring pak tua kembali
Dari atas hamparan sajadah, pintu langit coba ia ketuk
Dari baris jajaran pendo’a, lidahnya bertekuk
Angan yang ia rangkai, terjagakan upaya
Sebagaimana manusia, sebagaimana yang lain
Ia juga punya mimpi
(Karanganyar, 20 Maret 2024)
Sumber: "Pemimpi", https://www.ardhi.web.id/2024/04/pemimpi.html.