Puisi Perpisahan Karya Subagio Sastrowardoyo

Baik sebelum meninggalkan pertemuan
memadamkan api puntung rokok
dan diputuskan perundingan dekat ambang pintu,
sebab kadang-kadang kita mendadak merasa tua
dan hari makin ciut, sedang
persoalan yang belum beres
terus mengganggu pikiran hingga malam larut,
sedang kita ingin rebah di ranjang
dan melepas diri. Di luar sidang
sudah menanti rencana
yang lebih menuntut waktu
dan peribadi.
Karena itu, sebelum undur dari pertemuan
baik menjelaskan segala perhitungan
dan menutup buku, lalu berbisik
kepada kawan setia yang jaga sampai parak pagi.
'Saya masih punya utang pada si Tolan
seratus perak. Ada sisa uang
disimpan di laci. Tolong lunaskan
dan kasi salam',
Perjalanan pulang akan lebih mantap
tanpa diganggu penjelasan.
 

Sumber: Horison (Februari, 1967).
Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama