Petandang mendendangkan kuda kampung di jalan sunyi
Pada malam yang jatuh kerut merut ke bumi
Serta rindu dendam dan matahari
Nanti berakhir pada burung bernyanyi, dan budak- kecil sunyi sendiri
Lamban jatuh tali-temali
Dan berduka camar yang bertengger di tiang tinggi
Serta rindu dendam gelombang dan matahari
Nanti berakhir pada arus tiada berperi, dan pemukat sunyi sendiri
Ambillah keluhan dan buang segala sedu-sedan
Berlupa sementara akan keliling yang mengikat
Dan kita mau berlepas untuk suatu kenyataan - merdeka,
Selamat saat masih sibuk dengan asmara sendiri
Jangan tunggu sampai kuda kampung bebas dari bersunyi,
Burung camar tiada lagi bertengger di tiang tinggi,
Harga besar, tetapi waktu singkat
Lambai kekasih! Putar kemudi dan mari berlari
Kuda dan camar telah berlepas dari yang sementara
Dan kini larut dari lesu dan kerja
Kita juga tidak lagi mau perduli,
Ada ruang dalam kelemahan malam untuk persiapan besok pagi!
Sumber: Mantera (1975).
Pada malam yang jatuh kerut merut ke bumi
Serta rindu dendam dan matahari
Nanti berakhir pada burung bernyanyi, dan budak- kecil sunyi sendiri
Lamban jatuh tali-temali
Dan berduka camar yang bertengger di tiang tinggi
Serta rindu dendam gelombang dan matahari
Nanti berakhir pada arus tiada berperi, dan pemukat sunyi sendiri
Ambillah keluhan dan buang segala sedu-sedan
Berlupa sementara akan keliling yang mengikat
Dan kita mau berlepas untuk suatu kenyataan - merdeka,
Selamat saat masih sibuk dengan asmara sendiri
Jangan tunggu sampai kuda kampung bebas dari bersunyi,
Burung camar tiada lagi bertengger di tiang tinggi,
Harga besar, tetapi waktu singkat
Lambai kekasih! Putar kemudi dan mari berlari
Kuda dan camar telah berlepas dari yang sementara
Dan kini larut dari lesu dan kerja
Kita juga tidak lagi mau perduli,
Ada ruang dalam kelemahan malam untuk persiapan besok pagi!
Sumber: Mantera (1975).