Pada hari ulang tahunnya saya datang
ke rumahnya dan hanya ditemui oleh anaknya.
"Selamat malam. Saya mencari bapakmu."
"Maaf, ayah sedang sibuk mencuri."
Ia suguhkan secangkir kopi. Harum kopinya
mengandung bau keringat bapaknya.
"Apakah ini kopi curian bapakmu?"
"Justru kopi yang suka mencuri jam tidur ayah."
Lama saya tunggu, bapaknya tak kunjung datang.
"Jam berapa bapakmu pulang mencuri?"
"Jadwal mencuri ayah tidak pasti.
Kalau sedang mencuri, ayah sulit dicari."
Jangan-jangan ia sedang gentayangan di kamar:
mencuri kesedihanmu, kesedihan kita
dan menyerahkannya kepada kata-kata.
"Maaf, saya lapar. Saya pamit pulang.
Sampaikan selamat ulang tahun untuk bapakmu.
Semoga bapakmu tidak hilang dicuri hujan."
Ketika saya bergegas menuju pulang,
anak pencuri itu sudah menjadi derai hujan.
(2015)
Sumber: Buku Latihan Tidur (2017).
ke rumahnya dan hanya ditemui oleh anaknya.
"Selamat malam. Saya mencari bapakmu."
"Maaf, ayah sedang sibuk mencuri."
Ia suguhkan secangkir kopi. Harum kopinya
mengandung bau keringat bapaknya.
"Apakah ini kopi curian bapakmu?"
"Justru kopi yang suka mencuri jam tidur ayah."
Lama saya tunggu, bapaknya tak kunjung datang.
"Jam berapa bapakmu pulang mencuri?"
"Jadwal mencuri ayah tidak pasti.
Kalau sedang mencuri, ayah sulit dicari."
Jangan-jangan ia sedang gentayangan di kamar:
mencuri kesedihanmu, kesedihan kita
dan menyerahkannya kepada kata-kata.
"Maaf, saya lapar. Saya pamit pulang.
Sampaikan selamat ulang tahun untuk bapakmu.
Semoga bapakmu tidak hilang dicuri hujan."
Ketika saya bergegas menuju pulang,
anak pencuri itu sudah menjadi derai hujan.
(2015)
Sumber: Buku Latihan Tidur (2017).