Puisi Bola Karya Joko Pinurbo

Permainan sudah selesai. Perburuan tak akan usai.
Kostum, bendera, spanduk bertebaran di pinggir arena.
Ribuan penonton telah pulang meninggalkan stadion,
tempat yang kalah dan yang menang bertukar celana.
Maafkan kami yang tak juga paham rahasia bola.

Di tengah lapangan Maradona masih menari di atas bola:
bulatan nasib yang selembut doa; buntalan daging
yang membalut kandungan bunda; tempat janin kudus
mengarungi hari-hari agung penciptaan; puisi pengembara
yang ditenun dari benang-benang aksara.

Aku ingin masuk ke dalam bola, ingin meringkuk di sana.

(2004)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama