Pikiran siapa yang bertubi-tubi dikebiri
dalam kata-kata yang api
lalu kebenaran menjadi canggung, asing
dan tak lagi mudah dikenali,
Nalar siapa yang digerus berulangkali
ketika kebajikan dipersekusi
Penjaga risalah difitnah dan didiskriminasi,
pencari keadilan berduyun-duyun jadi terdakwa
dikunci di balik jeruji
O, kaki hukum yang kian pincang dan rejang
pemantik kebencian, para pendusta, koruptor, peneror
di mana mereka kau semat?
Sedang para penjilat
tumbuh sebagai musim semi
Kesalahan demi kesalahan diamini
bahkan dirayakan secara terbuka
di antara serpihan janji yang ditiup angin,
dan diskusi purba
tentang melepas mereka
yang hilang ingatan ke bilik bilik suara,
serta teriakan berisik kelompok picik
yang selalu mengaku paling toleran
Di sepanjang jalan itu kutemukan
tubuh-tubuh kita yang lama menyatu
terbelah pecah, ditebas entah apa
sementara orang orang tak dikenal
dari negeri antah berantah
terus membanjiri tanah ini,
bermimpi jadi penghuni baru sebuah negeri
yang terus membelah dirinya sendiri
(Jakarta, 2018)
dalam kata-kata yang api
lalu kebenaran menjadi canggung, asing
dan tak lagi mudah dikenali,
Nalar siapa yang digerus berulangkali
ketika kebajikan dipersekusi
Penjaga risalah difitnah dan didiskriminasi,
pencari keadilan berduyun-duyun jadi terdakwa
dikunci di balik jeruji
O, kaki hukum yang kian pincang dan rejang
pemantik kebencian, para pendusta, koruptor, peneror
di mana mereka kau semat?
Sedang para penjilat
tumbuh sebagai musim semi
Kesalahan demi kesalahan diamini
bahkan dirayakan secara terbuka
di antara serpihan janji yang ditiup angin,
dan diskusi purba
tentang melepas mereka
yang hilang ingatan ke bilik bilik suara,
serta teriakan berisik kelompok picik
yang selalu mengaku paling toleran
Di sepanjang jalan itu kutemukan
tubuh-tubuh kita yang lama menyatu
terbelah pecah, ditebas entah apa
sementara orang orang tak dikenal
dari negeri antah berantah
terus membanjiri tanah ini,
bermimpi jadi penghuni baru sebuah negeri
yang terus membelah dirinya sendiri
(Jakarta, 2018)