Puisi Negeri Yang Terbelah Karya Helvy Tiana Rosa

Pikiran siapa yang bertubi-tubi dikebiri
dalam kata-kata yang api
lalu kebenaran menjadi canggung, asing
dan tak lagi mudah dikenali,

Nalar siapa yang digerus berulangkali
ketika kebajikan dipersekusi
Penjaga risalah difitnah dan didiskriminasi,
pencari keadilan berduyun-duyun jadi terdakwa
dikunci di balik jeruji
O, kaki hukum yang kian pincang dan rejang
pemantik kebencian, para pendusta, koruptor, peneror
di mana mereka kau semat?
Sedang para penjilat
tumbuh sebagai musim semi

Kesalahan demi kesalahan diamini
bahkan dirayakan secara terbuka
di antara serpihan janji yang ditiup angin,
dan diskusi purba
tentang melepas mereka
yang hilang ingatan ke bilik bilik suara,
serta teriakan berisik kelompok picik
yang selalu mengaku paling toleran

Di sepanjang jalan itu kutemukan
tubuh-tubuh kita yang lama menyatu
terbelah pecah, ditebas entah apa
sementara orang orang tak dikenal
dari negeri antah berantah
terus membanjiri tanah ini,
bermimpi jadi penghuni baru sebuah negeri
yang terus membelah dirinya sendiri

(Jakarta, 2018)

Surya Adhi

Seorang yang sedang mencari bekal untuk pulang.

Traktir


Anda suka dengan karya-karya di web Narakata? Jika iya, maka Anda bisa ikut berdonasi untuk membantu pengembangan web Narakata ini agar tetap hidup dan update. Silakan klik tombol traktir di bawah ini sesuai nilai donasi Anda. Terima kasih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama