(buat Wien & A'an)
Aku datang ke dalam engkau,
ke rumah rantau yang melindap
di antara dua bukit
di mana senja mengerjap-ngerjap
dalam kerlap biru langit.
Ada sejoli celana berkibar-kibar
di balik jendela:
Hai, kami sedang belajar bahagia.
Ada buku masih terbuka di atas meja
dan ada ayat rahasia:
Miskin mungkin bencana,
tapi kaya juga cuma karunia.
Aku pulang ke dalam engkau,
ke rumah singgah yang terlindung
di antara dua kubah
di mana ia datang berkerudungkan bulan,
merapikan tubuh yang berantakan
dan berkata: Supaya tidurmu makin sederhana.
(2003)
Sumber: "Puisi: Rumah Cinta (Karya Joko Pinurbo)", https://www.sepenuhnya.com/1990/03/puisi-rumah-cinta.html.
Aku datang ke dalam engkau,
ke rumah rantau yang melindap
di antara dua bukit
di mana senja mengerjap-ngerjap
dalam kerlap biru langit.
Ada sejoli celana berkibar-kibar
di balik jendela:
Hai, kami sedang belajar bahagia.
Ada buku masih terbuka di atas meja
dan ada ayat rahasia:
Miskin mungkin bencana,
tapi kaya juga cuma karunia.
Aku pulang ke dalam engkau,
ke rumah singgah yang terlindung
di antara dua kubah
di mana ia datang berkerudungkan bulan,
merapikan tubuh yang berantakan
dan berkata: Supaya tidurmu makin sederhana.
(2003)
Sumber: "Puisi: Rumah Cinta (Karya Joko Pinurbo)", https://www.sepenuhnya.com/1990/03/puisi-rumah-cinta.html.