Kami menunggu seseorang
Menunggu seseorang yang membawa obor
Dan menyimpan bajak serta lunas perahu di matanya
Mengaku bukan penyair atau pegawai negeri
Berbicara dengan bahasa sederhana dan mengerti
Persoalan sehari-hari. Sudah lama kami tegang
Kami melihat arus sungai yang deras
Menyaksikan gerak air di antara batu-batu
Air mata kami runtuh juga akhirnya
Sepanjang jalan kami menundukkan kepala
Menghitung langkah kaki
Kami luluh dan kami pun bisu
Kami seperti orang-orang asing di sini
Tak tahu apapun yang akan terjadi
Kami mengubur kata-kata di dasar hati
Menyumbat kedua telinga
Perubahan yang kami rindukan
Tak kunjung terucapkan.
Sumber: "Puisi: Perubahan (Karya Acep Zamzam Noor)", https://www.sepenuhnya.com/2018/04/puisi-perubahan.html.
Menunggu seseorang yang membawa obor
Dan menyimpan bajak serta lunas perahu di matanya
Mengaku bukan penyair atau pegawai negeri
Berbicara dengan bahasa sederhana dan mengerti
Persoalan sehari-hari. Sudah lama kami tegang
Kami melihat arus sungai yang deras
Menyaksikan gerak air di antara batu-batu
Air mata kami runtuh juga akhirnya
Sepanjang jalan kami menundukkan kepala
Menghitung langkah kaki
Kami luluh dan kami pun bisu
Kami seperti orang-orang asing di sini
Tak tahu apapun yang akan terjadi
Kami mengubur kata-kata di dasar hati
Menyumbat kedua telinga
Perubahan yang kami rindukan
Tak kunjung terucapkan.
Sumber: "Puisi: Perubahan (Karya Acep Zamzam Noor)", https://www.sepenuhnya.com/2018/04/puisi-perubahan.html.