(: Raden Suyadi)
Kota telah tidur. Kata-kata telah tidur.
Hanya seorang pendongeng tua di atas kursi roda
mondar-mandir mengitari dingin malam
yang baru saja ditinggalkan para peronda.
Tiga orang boneka menghampirinya:
“Pak Raden, angin makin jahat.
Pulanglah ke rumah kami biar hatimu hangat.”
Di rumah boneka ia lihat fotonya selagi muda
sedang tersenyum kepada matahari
yang selalu tertawa. Tiba-tiba ia berdiri
dan tiga orang boneka menemaninya menari.
Tiga orang boneka akan menyelamatkan kenangan
dari akhir yang hampa. Selamat malam.
(2012)
Sumber: Celana "Puisi: Rumah Boneka (Karya Joko Pinurbo)", https://www.sepenuhnya.com/2018/03/puisi-rumah-boneka.html.
Kota telah tidur. Kata-kata telah tidur.
Hanya seorang pendongeng tua di atas kursi roda
mondar-mandir mengitari dingin malam
yang baru saja ditinggalkan para peronda.
Tiga orang boneka menghampirinya:
“Pak Raden, angin makin jahat.
Pulanglah ke rumah kami biar hatimu hangat.”
Di rumah boneka ia lihat fotonya selagi muda
sedang tersenyum kepada matahari
yang selalu tertawa. Tiba-tiba ia berdiri
dan tiga orang boneka menemaninya menari.
Tiga orang boneka akan menyelamatkan kenangan
dari akhir yang hampa. Selamat malam.
(2012)
Sumber: Celana "Puisi: Rumah Boneka (Karya Joko Pinurbo)", https://www.sepenuhnya.com/2018/03/puisi-rumah-boneka.html.